TEORI LOKASI DAN RUANG LINGKUPNYA


Penentuan suatu kawasan memerlukan berbagai kajian teori. Banyak para ahli mengkaji dari keadaan riil untuk mencoba mengembangkan teori lokasi yang ada agar sesuai dengan tuntutan zaman sekarang. Dalam buku yang berjudul Teori Lokasi, Sirojuzilam menuliskan pengertian teori lokasi adalah suatu penjelasan teoritis yang dikaitkan dengan tata ruang dari kegiatan ekonomi. Hal ini selalu dikatkan pula dengan alokasi geografis dari sumber daya yang terbatas yang pada gilirannya akan berpengaruh dan berdampak terhadap lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi maupun sosial (2006:22).

Dalam penerapan teori lokasi perlu mempertimbangkan jarak yang dapat dijangkau oleh semua masyarakat yang saat ini cenderung memiliki mobilitas yang tinggi. Penentuan lokasi yang dapat dijangkau akan lebih mempermudah setiap orang untuk melakukan pergerakan dan interaksi. Dengan kata lain, tingkat kemudahan mencapai suatu lokasi atau tingkat aksesibilitas tinggi. Jarak, interaksi dan aksesibilitas dapat dijadikan tiga acuan untuk menganalisis unit keruangan.

Christaller (1993) mengemukakan konsep mengenai teori lokasi industri berdasarkan pendekatan geografi. Melalui pendekatan geografi, lokasi yang mempunyai daya tarik tersendiri mengakibatkan banyak terjadi pergerakan. Christaller meneliti dan berusaha menentukan ukuran distribusi dari suatu daerah atau kota-kota. Dari teori yang dikemukakannya, dapat dilihat ukuran suatu lokasi yang mempunyai daya tarik tersendiri dengan melihat daya dukung lokasi tersebut.sehingga terjadi keintensifan pergerakan akibat jarak tempuh yang nyaman dan aman sehingga menumbuhkan interaksi masyarakatnya.


Selain dengan pendekatan geografi, juga diperlukan pertimbangan ekonomi sebagai jalan meminimalisasi biaya produksi dan mengoptimalisasi keuntungan yang akan diperoleh. Teori lokasi industri dengan pendekatan ekonomi, secara lebih lengkap dituliskan Alfred Weber dalam bukunya yang berjudul “Uber den Standart der Industrien yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh C.J. Friedrich dengan judul Alfred Weber’s:Theory of Location of Industries. Weber menyebutkan bahwa, pemilihan lokasi industri pasti dikaitkan dengan tujuan optimalisasi keuntungan yang dapat diperoleh dengan memperpendek jarak distribusi transportasi input dan output atau produk industri juga mobilitas tenaga kerja. Penempatan lokasi industri yang sudah diperkirakan seperti ini akan lebih mempermudah jalannya industri dan pada dasarnya akan memangkas biaya transportasi input.



Von Thunen dengan teori ekonomi lokasi menghubungkan teorinya dengan teori sewa dan menjelaskan teorinya melalui lokasi pertanian. Dari pendapat Von Thunen dapat digambarkan bahwa ongkos transportasi komoditas pertanian dari tempat produksi ke tempat pemasaran mempengaruhi jenis penggunaan tanah. Teori Von Thunen yang dikaitkan dengan teori sewa dapat dijelaskan dengan contoh, bila pengusaha memilih lokasi yang makin mendekati pasar, maka sewa tanah akan semakin meningkat dan intensitas pengolahan lahan pun akan meningkat pula. Begitu sebaliknya, semakin jauh lokasi dengan tempat pemasaran, sewa tanah dan intensitas pengolahan tanah itu sendiri semakin berkurang.

Dari kedua teori yang dikemukakan Von Thunen dan Alfred Weber jelas bahwa jarak akan mempengaruhi pola interaksi dan berdampak pada aksesibilitas atau kemudahan menjangkau suatu tempat. Dari keduanya dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan antara faktor yang mengakibatkan pengalokasian pada suatu posisi yaitu:

  1. bahan baku

  2. tempat pemasaran,

  3. tenaga kerja

















Referensi :


Decken, Peter and Peter LLyod. 1990. Location in Space (Theoritical Perspective in Economic. Harper Colons Publishers Inc.


Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI


http://rahmat kusnadi6.blogspot.com/mengenal-beberapa-teori-lokasi.html


Sirojuzilam. 2006. Teori Lokasi. Penerbit USU Press




Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

No comments:

Post a Comment